Abdel

Di masa lalu, pengelolaan merek organisasi biasanya merupakan satu-satunya domain dari tim pemasaran organisasi. Namun, dengan evolusi Internet dan kebutuhan masyarakat akan informasi instan, ada panggilan yang lebih besar bagi profesional hubungan masyarakat untuk menjadi lebih terlibat langsung dengan manajemen merek organisasi.

Kamus Bisnis dan Manajemen mendefinisikan merek sebagai: nama, tanda atau simbol yang digunakan untuk mengidentifikasi barang atau jasa penjual (s) dan untuk membedakannya dari barang pesaing.

Namun menurut Colin Bates, spesialis manajemen merek dari www.buildingbrands.com, merek berarti jauh lebih dari itu. "Lebih tepatnya," katanya, "merek adalah kumpulan persepsi di benak konsumen."

Pada dasarnya, merek lebih dari sekadar logo perusahaan; itu adalah segala sesuatu yang dapat dikaitkan dengan suatu organisasi dengan orang lain, apakah itu iklan berbayar atau artikel yang ditemukan di surat kabar. Di sinilah manajemen merek menjadi penting dan profesional PR harus waspada.

Tidak cukup bagi para profesional PR untuk sekadar mengkomunikasikan berita ke media; mereka harus entah bagaimana mengkomunikasikan persona organisasi mereka.

Misalnya, Google, perusahaan yang menjalankan mesin telusur paling terkenal dan paling banyak digunakan di Web, memiliki merek yang sangat khas. Sebagian besar pengguna internet dapat mengidentifikasi logo secara visual. Namun, upaya branding Google tidak berhenti di situ.

Perusahaan telah bekerja keras untuk memerangi keraguan pengguna Internet tentang kualitas hasil pencarian Web. Sebagian besar mesin pencari arus utama menjual iklan untuk menghasilkan uang dan banyak orang menuduh perusahaan-perusahaan ini memalsukan hasil pencarian untuk uang - memberikan situs web tertentu peringkat yang lebih tinggi sebagai imbalan untuk membeli iklan berbayar.

Namun, Google terkenal karena pembagiannya yang jelas antara hasil pencarian dan bisnis periklanannya. Pemisahan visual di situs web Google adalah contoh: hasil pencarian lazim di sebelah kiri dan menempati setidaknya 90 persen dari halaman, sementara iklan menempati ruang yang sangat sedikit dan tidak mengganggu pengguna. Yang terpenting, hasil pencarian dihasilkan dari kecerdasan produk Google dan tidak dipengaruhi oleh pembelian iklan.

Google membuat ini sangat jelas setiap kali berbicara kepada media. Ketika seorang juru bicara melakukan wawancara atau perusahaan mengeluarkan siaran pers mengenai mesin pencarinya, dengan cepat menunjukkan divisi tersebut. Bahkan, ia mengatakan itu adalah bagian dari filosofi perusahaannya - karenanya, ia telah menjadi bagian dari mereknya. Google dikenal karena inovasi teknis dan kualitas hasil pencariannya, dan bukan sebagai perusahaan yang hanya tertarik pada uang.

Selanjutnya, untuk memastikan bahwa branding organisasi secara efektif dikomunikasikan kepada media, itu juga harus dikelola dengan baik.

Jika merek atau persona organisasi tidak dikomunikasikan dengan benar, masalah dapat diidentifikasi melalui analisis liputan media dan penyesuaian yang diperlukan dapat dilakukan oleh tim PR untuk menyampaikan pesan yang tepat.

Dengan melacak pesan-pesan kunci, slogan, atau kata-kata kunci dalam liputan media, tim hubungan masyarakat dapat mengukur seberapa baik organisasinya berkomunikasi. Bisa jadi ada kata-kata berhenti yang ingin dihindari oleh tim PR untuk mencegah kebingungan dan miskomunikasi. Ini juga bisa diukur.

Liputan media juga dapat diukur dengan indikator kinerja lainnya seperti penjualan dan harga saham. Ini bisa menjadi indikator yang baik untuk mengukur seberapa baik suatu merek dirasakan di media dan dengan publik kunci organisasi.

Bagi sebagian besar perusahaan, merek sama pentingnya dengan produk yang mereka buat dan layanan yang mereka sediakan, dan itu harus dikelola dengan baik. Profesional PR memiliki peran kunci untuk bermain dalam membentuk dan mempertahankan merek organisasi - tanggung jawab ini tidak dapat sepenuhnya diserahkan kepada tim pemasaran organisasi. Tidak hanya tim PR yang bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan merek, tetapi juga harus waspada melalui analisis media.